#MenjagaIndonesia: Ini Harapan Mereka, Masa Depan Bangsa

Sebagai rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-75, IDN Times kembali mengadakan webinar dengan tema “#MenjagaIndonesia: Ini Harapan Mereka, Masa Depan Bangsa”. Webinar episode ke-7 ini menghadirkan perwakilan BEM dari berbagai universitas di Tanah Air untuk menyuarakan pendapat dan harapan mereka bagi Indonesia. Yuk, simak beberapa poin penting yang mereka sampaikan!

 

1. Kemerdekaan mengakses pendidikan bagi seluruh masyarakat

 

Pendidikan merupakan sektor krusial yang belum bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan mudah. Biaya sekolah yang mahal dan fasilitas belajar yang kurang memadai membuat pendidikan di Indonesia masih terbilang “mahal” bagi sebagian masyarakat.

 

Kini, COVID-19 juga menjadi tantangan lain yang dihadapi oleh sebagian masyarakat dalam mengakses pendidikan. Chandra Yoga Pratama, Wakil Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta, menyuarakan, “Pandemik berhasil mengubah sistem pendidikan secara global. Dengan diberlakukannya Sistem Pembelajaran Jarak Jauh, Indonesia dinilai belum siap untuk menggunakan sistem ini secara utuh. Faktor utama ketidaksiapan itu terletak pada kesejahteraan sosial yang belum merata.”

 

Hampir seluruh ketua maupun perwakilan BEM Universitas menyuarakan hal yang sama terkait harapan mereka agar pendidikan di Indonesia dapat diakses secara merata. “Pendidikan harus terus menjadi fokus pemerintah karena pendidikan merupakan kunci untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas,” ujar Razin Hilmy Baihaqi, Ketua BEM Universitas Diponegoro.

 

2. Stabilitas ekonomi terutama di masa pandemik

 

Banyak perusahaan harus rela merugi karena COVID-19. Menurunnya perekonomian menyebabkan banyak pekerja mengalami PHK. “Dibutuhkan kolaborasi antara masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah, agar dapat menciptakan kesejahteraan ekonomi. Pandemik ini memang menyebabkan kelabilan perekonomian dan ini bukan permasalahan yang dihadapi oleh satu atau dua orang saja,” tambah Ridho Alamsyah, Ketua BEM UMN Washliyah Sumatera Utara. 

 

Untuk mengatasi hal ini, Muhammad Azhari Marpaung sebagai Ketua Dewan Eksekutif UIN Sumatera Utara mengutarakan harapannya agar pemerintah Indonesia dapat lebih memprioritaskan SDM lokal untuk mengelola SDA negara. Dengan terciptanya lapangan pekerjaan, hal tersebut dinilai dapat membantu permasalahan ekonomi di Indonesia.

 

“Di tengah krisis ekonomi ini, negara harus hadir untuk melindungi masyarakat. Terutama masyarakat yang rentan dan miskin,” tambah Muhammad Fajar Ahsanul Hakim, Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Negeri Semarang.

 

3. Keselarasan antara masyarakat dan pemerintah untuk memajukan Indonesia

 

Para perwakilan BEM Universitas berharap agar suara masyarakat dapat lebih didengar oleh pemerintah. Adanya kebijakan pemerintah yang dinilai masih kurang berpihak kepada masyarakat seperti Omnibus Law malah semakin membuat masyarakat merasa tak aman, bahkan terkesan kontra pemerintah.

 

“Gelombang penolakan dari mahasiswa dan rakyat, terutama buruh, terus bergejolak, tapi tidak pernah diindahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,” ujar M. Aqsa sebagai Ketua BEM UNM Makassar. Omnibus Law dianggap dapat menyusahkan rakyat kecil dan menimbulkan permasalahan yang akhirnya akan mengganggu ketersediaan lapangan pekerjaan. 

 

“Kami berharap pemimpin Indonesia di masa depan tidak mengulangi tindakan kurang baik yang pemimpin saat ini masih lakukan, seperti korupsi, membuat RUU yang abai terhadap rakyat kecil, serta tidak menempatkan kedaulatan rakyat sebagai prioritas utama,” tutur Bhirawa Ananditya Wicaksana selaku Ketua BEM KM Institut Pertanian Bogor.

 

Ketika seluruh unsur masyarakat dan pemerintah sudah bersatu dan bersinergi, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Permasalahan dari berbagai sektor bukan lagi menjadi masalah bagi beberapa golongan saja, melainkan permasalahan bersama yang harus dihadapi bersama. Maka dari itu, peran wakil rakyat harus benar-benar dijalankan dengan baik.